Pelukis Rasa Cerah sore itu.. Gairah rendah, dikala senja mulai mengumpat Kurang tepat, bersandar pada sofa hijau ditemani lampu berkelip biru Menunggu.. Aroma kafein bersetubuh santai dengan asap tembakau Mengayun, mengiringi melody 80an Menyendiri menatap kertas yang butuh kata Begitu pun hati yang bergejolak butuh rasa Sungguh.. Maya memaksa kita terombang-ambing dalam rasa penasaran Tumbuh menjelma hingga akhirnya tiba, senyum malu-malu terasa lucu Menarik bulu kuduk, membuat mulas perut Berkenalan.. Cengkrama satu dua kata penuh makna, Pembuat syair, gunakan bass pelukis nona binal bentuk keindahan, Tak ada yang menarik, namun ku tertarik entah.. Tuan pelukis rasa Bantu aku menulis skenario walau alir bertemu jua ujungnya dialog kita, Kan berujung bahagia suka cita atau pilu tertampar duka. Doa saja pada maha semesta, pertemuan kita tak hanya sebatas drama Ruang kuning berdebu, 20 April 2017 Awi Shintan